Setelah perdebatan mereka di jalan karena Azka mengendarai motornya terlalu kencang dan Rainny selalu takut jika dibonceng Azka dengan kecepatan yang tinggi, mereka pun sampai di depan rumah Rainny.
“Terima kasih Ka, tapi kamu bisa nggak sih kurangi kecepatan motormu? Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak” ucap Rainny ketus.
“Ya sama-sama, yaudah sih suka-suka aku” balas Azka tak kalah ketus. Rainny pun masuk kedalam rumah meninggalkan Azka. Azka yang melihat Rainny masuk kedalam rumah pun menyalakan motor dan kembali ke rumahnya.
Rainny yang sudah masuk ke dalam kamar, mengingat kejadian hari ini. Walau tidak ada yang istimewa, tetapi diantar pulang oleh Azka sangat membuat Rainny senang. Dia pun berjalan ke arah meja belajarnya dan membuka buku hariannya lalu mulai menulis sesuatu.
21 Februari 2022
Hari ini aku kembali diantar pulang oleh Azka, tidak ada yang istimewa dengan itu. Tapi tadi aku berfikir, apa aku bisa berboncengan dengan Azka dengan aku yang berpegangan pada bajunya? Selama ini aku hanya berpegangan dengan behel motor. Semoga di lain waktu aku bisa berpegangan dengan bajunya walau aku sebenarnya menginginkan lebih hehe.
Setelah menulis itu. Rainny beranjak ke tempat tidurnya lalu menyalakan televisi untuk menonton drama kesukaannya. Tak lama, terdengar suara notifikasi dari WhatsApp dan terdapat nama Azka di layar telepon genggamnya.
Azka: “Rain, besok sibuk ga?”
Rainny: “Nggak Ka, kenapa?”
Azka: “Temenin aku ke toko buku ya, nanti aku traktir es krim vanilla kesukaan kamu”
Rainny: “Oke, deal. Demi es krim hehe”
Azka: “Oke besok jam 1 siang aku jemput”
Setelah percakapan itu Rainny kembali menonton televisinya. Ia menonton drama roman dan terdapat beberapa adegan romantis yang tentu saja membuat Rainny senyum-senyum sendiri. Ia membayangkan jika itu terjadi pada dirinya dan juga Azka. Namun khayalannya buyar karena dering telepon dari sahabatnya yaitu Velincia. Ia pun memutuskan untuk mengangkat telepon dari sahabatnya dan menyudahi khayalannya. Velincia bercerita betapa kesalnya dia hari ini karena mendapatkan hukuman dari guru yang paling ia tidak sukai. Mereka pun berbincang sampai malam.
Karena sudah malam, Rainny pun menutup telepon lalu masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka juga sikat gigi. Lalu Rainny berganti baju dengan piyama kesukaannya yang berwarna biru dongker. Dia lalu naik ke atas ranjang dan memejamkan mata. Tak perlu menunggu waktu yang lama, Rainny pun sudah masuk ke alam mimpi.
***
Pagi harinya, seperti biasa Rainny membantu Ibu nya menyiapkan sarapan untuk Ayah dan adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Hari ini adalah hari libur, Rainny memutuskan untuk membersihkan kamar tidurnya dan merapikan tanaman di belakang rumah bersama sang Ibu.
Waktu sudah menunjukan pukul 12.00, Rainny pun mandi dan mencari pakaian yang cocok untuk menemani Azka ke toko buku. Setelah mengganti baju, dia pun sedikit merias wajahnya dengan make up yang sederhana. Ketika waktu menunjukkan pukul 12.45, Rainny pun mengabari Azka melalui WhatsApp
Rainny: “Ka, aku udah siap nih"
Azka: “Oke tunggu 5 menit lagi aku sampai”
Rainny pun bergegas menggunakan sepatu putihnya. Cuaca siang hari ini lumayan panas, dan kecil kemungkinan akan turun hujan. Tak lama suara motor terdengar di pekarangan rumah Rainny. Azka datang dengan jaket denim dan jeans. Pakaian itu cukup membuat Rainny terpesona dan membayangkan kembali adegan romantis yang ia tonton semalam. Menghentikan lamunannya, ia segera pamit pada Ibu dan menggunakan helm yang diberikan Azka.
Setelah Rainny naik di jok belakang, Azka langsung menyalakan mesin motornya dan melajukannya dengan kecepatan sedang. Menikmati teriknya matahari siang yang dilengkapi angin yang sejuk membuat udara terasa tak terlalu panas.
Sesampai di toko buku, Azka memarkirkan motornya dan Rainny turun dari motor Azka dan hendak berjalan lebih dulu. Namun langkahnya dihentikan karena tangan Rainny di pegang oleh Azka. Dalam sekejap jantung Rainny berdebar, beberapa saat kemudian Rainny menoleh ke arah Azka
“Ada apa, Ka?” tanya Rainny.
“Kamu mau masuk toko buku dengan helm di kepala kamu?” Azka malah bertanya balik. Sontak Rainny memegang kepalanya dan sadar helm masih berada di kepalanya. Rainny malu karena melakukan hal yang ceroboh, dan seketika pipi Rainny memerah karena malu.
‘Lucu’ ujar Azka dalam hati. Rainny pun bergegas membuka helm nya dan memberikan pada Azka dan pergi duluan karena malu.
“Ran, tungguin” ujar Azka sembari mengejar Rainny setelah menaruh helm dan mencabut kunci motornya.
Sekarang Rainny dan Azka sudah berada di rak buku fiksi. Rainny pun melihat Azka yang tampak bingung
“Ka, kamu mau beli buku apa, sih?” tanya Rainny.
“Emm, itu buku romantis gitu, ada rekomendasi ga? Sepupu aku si Linda ulang tahun dan aku bingung mau ngasih apa hehe” jawab Azka.
“Oh, ini ada London Love Story, sama Dilan bagus kok, terkenal juga. Pasti Linda senang dibeliin ini” usul Rainny.
“Bagusan mana menurut kamu Ran?” Tanya Azka lagi.
“Hmm… mending Dilan si, ceritanya tentang anak remaja yang jatuh cinta. Kalau London Love Story lebih ke percintaan orang dewasa” Jawab Rainny.
“Oke lah ini aja. Kamu gamau liat-liat dulu Ran?” kata Azka.
“Nggak deh, aku bokek” Ucap Rainny sambal nyengir. Tetapi pandangan Rainny menatap salah satu buku berjudul La La Love. Azka pun mengambilnya dan bertanya
“Kamu suka ini, ya? Dari tadi aku lihat-lihat, kamu perhatiin buku ini terus”.
“Hehehe… tadi aku baca sinopsisnya menarik. Tapi harganya kurang cocok di kantong aku, kayanya lain kali dulu, deh.” kata Rainny.
Tanpa berpikir panjang, Azka pun membawa buku itu beserta buku Dilan tadi ke kasir untuk di bayar. Rainny pun masih diam di tempat karena bingung. Azka yang melihat Rainny kebingungan kembali menghampiri Rainny setelah membayar 2 buku itu dan memberikan buku berjudul La La Love itu ke Rainny
“Nih, anggep aja bentuk terima kasih karena udah nemenin aku hari ini, hahaha…”
“Ka, ini enggak murah, lho. Kenapa beliin aku buku ini sih? Mending kasih ke Linda juga deh” kata Rainny.
“Yah, aku bayarin ini untuk kamu bukan Linda. Lagian kamu udah sering temenin aku kemana-mana. Jadi, anggep saja terima kasih dari aku."
Setelah itu, Azka mengajak Rainny untuk menepati janjinya membelikan Rainny es krim. Rainny yang tidak sabar meminta Azka mengendarai motor dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan sekarang. Azka meminta Rainny berpegangan di pinggang Azka agar Rainny tidak jatuh. Akan tetapi karena kecepatan motor Azka yang tinggi tak disangka saat mereka berada di perempatan jalan.
Lampu lalu lintas yang tadinya berwarna hijau berubah jadi merah. Azka yang panik langsung mengerem dengan kuat, namun motor Azka tak langsung berhenti. Kemudian motor Azka ditabrak bagian belakang dengan kencang oleh truk yang datang dari arah kanan yang mengakibatkan kecelakaan yang cukup parah.
Azka dan Rainny segera ditolong ke rumah sakit terdekat. Kondisi Rainny jauh lebih parah dari Azka karena Rainny terpental dari motor akibat ditabrak kencang oleh truk. Kini, Rainny dan Azka berada di ruang ICU. Azka hanya mengalami cedera pada bagian tulang belakangnya, sedangkan Rainny mengalami pendarahan di bagian kepala.
***
Malam hari setelah kecelakaan, Azka sadar dari pingsan. Abang Azka adalah orang pertama yang dilihatnya. Azka pun hendak bangun tetapi punggungnya terasa sakit. Abang Azka yang sadar bahwa Azka ingin bangun segera menghentikannya
“Jangan bangun dulu, keadaan lu belum pulih dek. Kata dokter, punggung lu mengalami cedera”.
“Ga peduli bang, gue mau liat keadaan Rainny” jawab Azka.
“Rainny koma akibat pendarahan di kepalanya” ucap Abangnya.
“Tapi Rainny bisa bertahan kan bang?” tanya Azka dengan nada pelan.
“Doain aja semoga cepat sadar. Lu suka kan sama dia?” tanya Abang Azka penasaran.
“Iya bang, gue suka sama dia baru-baru ini. Tadinya gue mau ungkapin pas beliin dia es krim. Kenapa ga gue aja yang lebih parah sih, bang? Gue nggak tega, gue harus bilang apa ke orang tua Rainny, bang” ungkap Azka.
“Orang tua Rainny udah ada di sini sejak mereka dapat kabar kecelakaan. Ibu Rainny pingsan setelah tahu putrinya mengalami koma” jawab Abang Azka jujur.
“Gue mau ketemu orang tua Rainny bang. Tolong bawa gue ke mereka” kata Azka. Abang Azka pun memanggil suster untuk membantu memindahkan Azka ke kursi roda. Saat tiba di dekat orang tua Rainny, Azka pun langsung meminta abangnya untuk menghampiri orang tua Rainny.
“Om, Tante... maafin Azka. Azka tidak tahu jika hal ini bakalan terjadi. Maafkan atas kelalaian saya. Sekali lagi maafin Azka om, tante” pinta Azka. Ayah Rainny pun berdiri dan mendekat ke Azka, Azka berpikir Ayah Rainny akan marah dan menampar Azka. Tetapi Azka salah, Ayah Rainny menghampiri untuk memeluk Azka
“Tidak apa-apa, Azka. Itu sudah kehendak Tuhan, kita hanya bisa berdoa saat ini untuk Rainny” kata Ayah Rainny lembut. Beberapa saat kemudian seorang dokter keluar dari ruangan ICU dengan muka yang sedih.
“Dengan keluarga Rainny?” tanya Dokter tersebut.
“Iya benar, saya Ayahnya” ucap Ayah Rainny.
“Mohon maaf pak bu, kami sudah berusaha sebaik mungkin tadi Rainny sempat sadar beberapa menit. Saat saya hendak memberikan kabar itu, Rainny memanggil saya untuk menitipkan pesan jika dia meninggal dan seorang pria bernama Azka mengalami kerusakan pada anggota tubuhnya, dia mau mendonorkan anggota tubuh nya pada Azka” terang Dokter itu.
Ibu Rainny yang mendengar kabar itu syok dan pingsan. Begitu pula Azka yang syok mendengar kabar itu. Dia menangis tersedu-sedu, ia tak menyangka Rainny akan pergi sebelum dia menyatakan perasaannya pada Rainny.
***
Seminggu setelah Rainny pergi, Azka sudah operasi tulang belakang karena mendapatkan donor dari almh. Rainny dan masih pada tahap pemulihan. Dua hari setelah Azka siuman dari operasi, Ibu Rainny menjenguknya dan memberikan sebuah buku harian yang katanya itu adalah buku harian Rainny. Azka pun berniat membaca buku tersebut. Dia membuka laci di meja nakas di sebelahnya. Dan mengambil serta langsung membuka lembar di setiap halaman.
Ia terkejut, semua isi buku harian Rainny rata-rata bercerita tentang dirinya, mulai dari curhatan dan puisi-puisi yang dibuat Rainny untuk Azka. Dia terfokus pada setiap curhatan dan puisi yang Rainny buat untuknya.
Azka, my best friend.
|
dia.
“Aku juga memiliki perasaan yang sama dengan kamu Rainny. Aku mau mengungkapkan perasaan ini sama sama, kenapa kamu pergi secepat ini” ucap Azka yang berlinang air mata. Dia kembali melihat tulisan Rainny.
Inginku ungkapkan perasaan ini. Perasaan yang ku pendam sejak duduk dibangku SMP. Tapi aku takut, dia tak menyukai ungkapan hatiku. Dia idaman bagi perempuan di sekolahku. Pastinya tipe perempuannya bukan aku. Yang hanya bisa marah-marah. Lebih baik memendamnya bukan? |
"Jadi kamu suka aku semenjak kita SMP Ran? Kenapa kamu ga jujur, Ran. Kita sudah kelas 3 SMA dan berarti kamu memiliki perasaan terhadapku sejak 5 tahun lebih?” ucap Azka.
Sebulan kemudian, Azka sudah diperbolehkan pulang. Dan Azka bergenggas datang ke makam Rainny, untuk mengungkapkan perasaannya yang terlambat ia sampaikan. Setibanya di pusara makam Rainny. Azka tak kuasa menahan air matanya. Ingatan tentang dirinya dan Rainny berjalan cepat dalam pikiran Azka.
“Ran, aku baru-baru ini suka sama kamu, tapi kenapa kamu ninggalin aku secepat ini. Dan kenapa kamu ga pernah jujur soal perasaan ini ke aku Ran, sekarang siapa yang harus aku cintai kalau orang pertama yang aku suka pergi dari hidup aku tanpa bisa aku kejar. Sekarang, aku hidup dalam penyesalan. Kamu jahat, Ran. Pergi meninggalkan aku sebelum aku mengungkapkan perasaanku ke kamu. I love you, Ran, tunggu aku di kehidupan selanjutnya”
Penulis : Raden Roro Sekarasti Kartanegara
Editor : Gita Ayu Ratri
Comments
Post a Comment